Filsafat bahasa adalah
ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat. Ilmu ini menyelidiki kodrat dan
kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan
teoretis linguistik. Filsafat bahasa dibagi menjadi filsafat bahasa ideal dan
filsafat bahasa sehari-hari. Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang
berhasil dikemukakan oleh para filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan
memahami pengetahuan konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha para filsuf
memahami conceptual knowledge melalui pemahaman terhadap bahasa. Disisi lain, filsafat
bahasa diartikan sebagai pengetahuan dan penyelidikan tentang akal budi
mengenai hakikat bahasa, sebab, asal, dan hukumnya.
Hadirnya
istilah filsafat bahasa dalam ruang dunia filsafat dapat dikatan sebagai suatu hal
yang baru. Istilah muncul bersamaan dengan kecendrungan filsafat abad ke-20
yang bersifat logosentris. Oleh karena itu, sangat wajar apabila ditemukan
kesulitan untuk mendapatkan pengertian yang pasati mengenai apa sebetulnya yang
dimaksud dengan filsafat bahasa. Verhaar telah menunjukkan dua jalan yang
terkandung dalam istilah filsafat bahasa, yaitu : 1) filsafat mengenai bahasa;
dan 2) filsafat berdasarkan bahasa. Di dalam pembahasan makalah ini, akan
dibahasa lebih detail tentang hakikat filsafat bahasa pada ilmu bahasa.
Hubungan
antara filsafat bahasa telah lama menjadi perhatian filusuf bahkan sejak jaman
yunani. Para filusuf mengetahui bahwa berbagai macam problem filsafat dapat
melalui analisis bahasa. Memang semua ahli filsafat sependapat bahwa filsafat
sangat erat kaitannya dengan bahasa terutama pada pengertian pokok bahwa tugas
utama filsafat adalah menganalisis konsep – konsep, dan konsep tersebut
terungkap melalui bahasa maka analisis tersebut tentunya sangat berkaitan
dengan makna bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan konsep – konsep
tersebut.
Perhatian para
filusuf semakin besar ketika abad pertengahan yang ditandai dengan tujuh system
utama trivilum meliputi gramatika, dialektika, retorika, serta quadrivium yang
mencangkup aritmatika, geometrika, astronomi serta music. Akar -akar ilmu pengetahuan mulai nampak pada era
tersebut. Peran filusuf terhadap bahasa juga telah mengarah pada perkembangan
linguistic sehingga pemikiran linguistiknya merupakan dasar pijak linguistic
tersebut. Disamping itu perkembangan bahasa sebagai sarana ilmu pengetahuan
terutama tentang peranan bahasa dalam pengembangan metode ilmiah, logika dan
epistimologi. Pada zaman modern ini tokoh – tokoh filsafat modern yang memiliki
penganut yang sangat kuat terhadap perkembangan filsafat analitika bahasa.
a. Pengertian
filsafat bahasa
Menurut
Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian
pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa
adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)
yang bersifat arbitrer. Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1),
menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared
combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols
(bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau
sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol
yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4),
beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang
sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah
seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah
rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Definisi
lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form
and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga
suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan
atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh
Mackey (1986:12).
Menurut Wibowo
(2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan
dan pikiran. Hampir senada dengan
pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah
komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan,
maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Pendapat lainnya tentang
definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2),
Bahasa
adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Sedangkan Filsafat, jika dilihat dari ilmu asal-usul kata (etimologi), istilah
filsafat diambil dari kata falasafah yang berasal dari bahasa Arab. Istilah ini
diadopsi dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “philosophia”. Kata philosophia
terdiri dari kata philein yang berarti cinta (love), dan Sophia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom). Dengan demikian, secara etimologis filsafat berarti
cinta akan kebijaksanaan (love of wisdom) secara mendalam. Dari sini terdapat
ungkapan yang menyatakan bahwa filosof (filsuf, failasuf) adalah seorang yang
sangat cinta akan kebijaksanaan secara mendalam. Dan kata filsafat pertama kali
digunakan oleh phytagoras (582-496 m). selanjutnya berikut ini beberapa
penjelasan mengenai filsafat menurut para ahli yaitu bahasa; a) filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli (Plato), b)
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politi k,
dan estetika (Aristoteles), c) filasafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam
amaujud bagaimana hakikat yang sebenarnya (Al-Farabi), d) filsafat adalah
sekumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikan (Rene Decrate), e) filasafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang didalamnya mencakup masalah
epistemology mengenai segala sesuatu yang kita ketahui ((Immanuel Kant), f)
filasafat adalah berpikir tentang masalah-malasah yaitu tentang makna keadaan,
Tuhan, keabadian, dan kebebasan (Langeveld), g) filasafat adala ilmu yang
menyelidiki tentang segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia (Hasbullah Bakri), h) filasafat adalah pemerenungan
terhadap sebab-sebab “ada” dan berbuat tentang kenyataan (reality) sampai pada
akhir (N. Driyarka), i) filsafat adalah hal-hal yang menjadi objek dari sudut
intinya yang mutlak dan yang terdalam (Notonagoro), j) filasafat adalah ilmu
yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran belaka (Ir. Paedjawijata), k) filsafat adalah ilmu yang
selalu
mencari yang hakiki
baik masalah ketuhanan, realita yang dialami baik dari subjek yaitu manusia
maupun dari objeknya yaitu alam (Muhsyanur Syahrir).
b. Peran
filsafat bahasa terhadap ilmu bahasa
Peranan
filsafat bahasa sangat penting pada pengembangan ilmu bahasa karena filsafat
bahasa adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
bahasa, sebab dan asal mula bahasa. Pada dasarnya perkembangan aliran filsafat
analitika bahasa meliputi tiga pokok aliran yakni, aliran atomisme logis,
positifisme logis dan filsafat bahasa biasa. Aliran bahasa inilah yang menjadi
pengaruh yang sangat kuat dibandingkan aliran yang lain.
Aliran
filsafat bahasa mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Kekaburan
makna
2. Bergantung
dengan konteks
3. Penuh
emosi
4. Menyesatkan
Untuk meminimalisir hal – hal tersebuh
hendaknya perlu dilaukan pembaharuan bahasa yaitu perlu di wujudkan suatu
syarak dengan logika sehingga ungkapan – ungkapan yang digunakan dalam bahasa
dapat dipertanggugjawabkan secara filsafat. Sebagai suatu bidang khusus,
filsafat bahasa mempunyai kekhususan tersendiri karena masalah yang dibahas
mengenai bahasa. Jadi, peran filsafar sangat penting terhadap perkembangan ilmu
bahasa.
Akibat perkembangan bahasa tiimbuk
kata – kata baru yang muncul sebagai penyingkatan kata – kata dari kalimat yang
panjang menjadi kalimat yang pendek. Seperti pada kata – kata canggih dan
rakayasa. Dahulu kata – kata tersebut belum dikenal oleh masyarakat. Apalagi
timbulnya pergeseran bahasa seperti munculnya bahasa gaul. Salah satu bahasa
gaul yang sedang marak ialah bahasa alay. Dengan beberapa kosakata yang khas
seperti serius menjadi ‘ciyus’ dan
kata mengapa menjadi ‘miyapah’.
Selain itu,seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, penyingakatan kata – kata
saat ini marak di kalangan anak muda. Misal remaja sering menyingkat kata dan
mencampuradukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing seperti ‘WKP’ adalah
singkatan dari wake up yang berarti bangun tidur. ‘MGP’ adalah singkatan dari
bahasa jawa ‘meh ngopo’ yang berarti kalimat pertanyaan ‘mau apa?’. Pergeseran
bahasa akibat perkembangan ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan adanya makna
ganda atau makna yang tidak bisa dipetanggungjawabkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar